Otoritas Jasa Keuangan( OJK) mencatat total peninggalan industri keuangan syariah menggapai Rp2. 756 triliun pada Juni 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Sikap Pelakon Usaha Jasa Keuangan, Bimbingan serta Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan( OJK) Friderica Widyasari Dewi memperhitungkan total peninggalan sampai Juni menampilkan capaian kinerja industri keuangan syariah yang positif.
” Total peninggalan industri keuangan syariah menggapai Rp2. 756 triliun per Juni 2024, serta Indonesia tercatat mempunyai kumpulan dana sosial yang besar ialah wakaf yang menggapai Rp2, 23 triliun serta zakat infak sedekah dan dana sosial yang lain menggapai Rp30, 8 triliun,” kata Friderica ataupun yang akrab disapa Kiki dalam kegiatan webinar nasional ISEI Urgensi Produk Halal buat Ekonomi Indonesia Berkepanjangan di Jakarta, Senin.
Kiki menguraikan, kinerja positif industri keuangan syariah pula tercermin dari total penyaluran pembiayaan syariah sebesar Rp14. 682 triliun dengan pangsa pembiayaan syariah 47, 31 persen.
Donasi usaha syariah serta pembiayaan syariah terhadap Produk Dalam negeri Bruto( PDB) sampai Juni tercatat sebesar 45, 66 persen.
Lebih lanjut, Dia mengantarkan kalau OJK sudah membentuk bermacam regu spesial buat mengakselerasi keuangan syariah di tingkatan wilayah.
Sampai Juni, sebanyak 531 Regu Percepatan Akses Keuangan Wilayah( TPAKD) sudah tercipta, setelah itu 32 Komite Wilayah Ekonomi Keuangan Syariah( KDEKS) pula dibangun di tingkat provinsi.
” Ini bekerja sama dengan pemerintah wilayah kabupaten/ kota serta pula stakeholder lain di wilayah yang pula mempunyai satu tujuan buat memesatkan memperluas memajukan pertumbuhan ekonomi serta keuangan wilayah,” jelasnya.
Tetapi bagi Kiki, masih ada tantangan dari segi literasi serta inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Bersumber pada survei indeks literasi serta inklusi keuangan syariah dari OJK serta BPS, indeks literasi keuangan syariah tercatat masih terletak di tingkat 39, 11 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12, 88 persen.
Angka ini masih jauh di dasar indeks literasi keuangan nasional yang sebesar 65, 43 persen serta inklusi keuangan yang telah menggapai 75, 02 persen.
” Jika kita memandang sesungguhnya angka literasi ini telah jauh bertambah dari tahun- tahun lebih dahulu yang menyudahi di angka 9 persen, jadi ini sesuatu yang sangat baik. Jadi warga telah mulai bertambah pemahamannya terhadap produk serta jasa kurang syariah tetapi secara inklusi penggunaannya senantiasa di angka 12 persen. Nah ini pula PR kita seluruh,” ucapnya.
Average Rating